Ukuran Variasi (Dispersi)
Ukuran
pemusatan (mean, median, modus) yang telah kita pelajari hanya
menitikberatkan pada pusat data, tapi tidak memberikan informasi mengenai
sebaran nilai pada data tersebut, apakah nilai-nilai data bervariasi ataukah
tidak. Terdapat 3 kondisi variasi data, yaitu data yang homogen (tidak
bervariasi), data heterogen (sangat bervariasi), dan data yang relatif homogen
(tidak begitu bervariasi). Ilustrasinya sebagai berikut:
Data homogen: 50 50 50
50 50 -> rata-rata hitung=50
Data relatif homogen: 50 40 30 60
70 -> rata-rata hitung=50
Data heterogen: 100 40 80 20
10 -> rata-rata hitung=50
Bila
kita perhatikan, ketiga kondisi di atas memberikan nilai rata-rata hitung yang
sama, yaitu sebesar 50. Namun, kenyataannya rata-rata hitung pada data yang homogen
dapat dengan baik mewakili himpunan data keseluruhan. Rata-rata hitung pada
data yang relatif homogen cukup baik mewakili himpunan datanya.
Sedangkan, rata-rata hitung pada data yang heterogen tidak dapat
mewakili dengan baik himpunan data secara keseluruhan.
Bayangkan jika Anda adalah seorang petualang yang tidak dapat berenang. Pada suatu saat Anda ingin menyeberangi danau, tapi Anda tidak memiliki satupun alat bantuan. Cara satu-satunya adalah dengan berjalan menyelami danau tersebut hingga sampai ke ujung. Informasi yang Anda peroleh hanyalah bahwa rata-rata kedalaman danau tersebut sebesar 1,7 meter. Sedangkan tinggi Anda adalah 1,8 meter. Apakah Anda akan menyeberangi danau begitu saja dan berpikir bahwa Anda tidak akan tenggelam karena tinggi Anda pasti selalu melebihi kedalaman laut??
Seorang
statistisi tentunya akan menjawab seperti ini "Tidak! Saya tidak akan
begitu saja menyeberangi danau hanya dengan informasi bahwa rata-rata kedalaman
laut (1,7 meter) lebih rendah daripada tinggi saya (1,8 meter). Saya akan
berpikir ulang untuk melakukan hal itu. Saya tidak yakin bahwa saya tidak akan
tenggelam pada semua titik kedalaman. Yang diberikan cuma nilai rata-rata. Saya
butuh informasi tentang bagaimana variasi kedalaman danau tersebut. Saya akan
menyeberangi danau apabila penyimpangan-penyimpangan kedalaman laut terhadap
rata-ratanya tidak membuat saya tenggelam. Bila terjadi hal sebaliknya maka akan
lebih baik bagi saya untuk tidak melakukan hal itu."
Terdapat beberapa macam ukuran variasi atau dispersi, misalnya:
Terdapat beberapa macam ukuran variasi atau dispersi, misalnya:
Nilai jarak (range),
rata-rata simpangan (mean deviation), varians, simpangan baku (standard
deviation), dan koefisien variasi (coefficient of variation).
A. Pengukuran Dispersi Data Tidak
Dikelompokkan
Nilai Jarak (Range)
Diantara ukuran variasi yang paling sederhana dan paling mudah dihitung adalah nilai jarak (range). Jika suatu himpunan data sudah disusun menurut urutan yang terkecil (X1) sampai dengan yang terbesar (Xn), maka untuk menghitung range digunakan rumus berikut:
Diantara ukuran variasi yang paling sederhana dan paling mudah dihitung adalah nilai jarak (range). Jika suatu himpunan data sudah disusun menurut urutan yang terkecil (X1) sampai dengan yang terbesar (Xn), maka untuk menghitung range digunakan rumus berikut:
Range = Xn - X1
Rata-rata Simpangan (Mean
Deviation)
Rata-rata simpangan (RS) adalah rata-rata
hitung dari nilai absolut simpangan yang dirumuskan:
Varians
Varians merupakan rata-rata hitung
dari kuadrat simpangan setiap pengamatan terhadap rata-rata hitungnya. Varians
terbagi dua berdasarkan data yang digunakan, apakah data populasi ataukah data
sampel.
Simpangan Baku (Standard Deviation)
Simpangan baku merupakan akar kuadrat positif dari varians. Diantara ukuran dispersi atau variasi, simpangan baku adalah yang paling banyak digunakan sebab memiliki sifat-sifat matematis yang sangat penting dan berguna sekali untuk pembahasan teori dan analisis. Simpangan baku digunakan untuk mengukur penyimpangan atau deviasi masing-masing nilai individu dari suatu himpunan data terhadap rata-rata hitungnya. Satuan simpangan baku mengikuti data aslinya. Seperti pada varians, simpangan baku juga dibagi menjadi simpangan baku populasi dan simpangan baku sampel.
Simpangan baku merupakan akar kuadrat positif dari varians. Diantara ukuran dispersi atau variasi, simpangan baku adalah yang paling banyak digunakan sebab memiliki sifat-sifat matematis yang sangat penting dan berguna sekali untuk pembahasan teori dan analisis. Simpangan baku digunakan untuk mengukur penyimpangan atau deviasi masing-masing nilai individu dari suatu himpunan data terhadap rata-rata hitungnya. Satuan simpangan baku mengikuti data aslinya. Seperti pada varians, simpangan baku juga dibagi menjadi simpangan baku populasi dan simpangan baku sampel.
B. Pengukuran Dispersi Data
Berkelompok
Nilai Jarak (Range)
Untuk data berkelompok, range dapat dihitung dengan dua cara yaitu:
Untuk data berkelompok, range dapat dihitung dengan dua cara yaitu:
Range = Nilai Tengah Kelas Akhir - Nilai Tengah Kelas
Pertama
atau:
Range
= Tepi Atas Kelas Akhir - Tepi Bawah Kelas Pertama
Kedua cara di atas akan memberikan
hasil yang berbeda. Cara pertama cenderung menghilangkan kasus-kasus ekstrim.
Varians
Untuk data yang berkelompok
dan sudah disajikan dalam tabel frekuensi, rumus varians adalah sebagai
berikut:
Simpangan Baku (Standard
Deviation)
Untuk data yang berkelompok
dan sudah disajikan dalam tabel frekuensi, rumus simpangan baku adalah sebagai
berikut:
C. Koefisien Variasi (Coefficient
of Variation)
Simpangan baku yang baru saja kita
bahas mempunyai satuan yang sama dengan satuan data aslinya. Hal ini merupakan
suatu kelemahan jika kita ingin membandingkan tingkat homogenitas dua kelompok
data yang berbeda satuannya. Misalnya, kelompok pertama adalah data pengeluaran
per bulan, sedangkan kelompok kedua adalah data jumlah anggota rumah tangga.
Data pengeluaran diukur dalam ratusan ribu bahkan jutaan, sehingga simpangan
bakunya juga berkisar ratusan ribu. Sedangkan, jumlah anggota rumah tangga
berkisar dalam satuan atau paling banyak puluhan, sehingga simpangan bakunya
juga berkisar seperti itu. Artinya, simpangan baku data pengeluaran lebih besar
daripada simpangan baku data jumlah anggota rumah tangga. Namun, hal ini belum
tentu menunjukkan bahwa data pengeluaran lebih bervariasi (heterogen) daripada
data jumlah anggota rumah tangga karena perbedaan tersebut semata-mata
dipengaruhi oleh perbedaan satuan data. Untuk keperluan perbandingan dua
kelompok nilai yang berbeda satuan, digunakan ukuran Koefisien Variasi (KV),
yang bebas dari satuan data asli. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Suatu kelompok data dikatakan lebih
homogen daripada kelompok data lainnya apabila nilai koefisien variasinya lebih
kecil. Sebaliknya, suatu kelompok data dikatakan lebih bervariasi (heterogen)
daripada kelompok data lainnya apabila nilai koefisien variasinya lebih besar.
Ukeran Kemencengan dan Kemiringan
Kurva
A.KEMIRIGAN
Kemencengan atau kecondongan (skewness) adalah tingkat ketidaksimetrisan
atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak
simetris akan
memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya sehingga
distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan menceng.
Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan daripada yang ke
kiri
maka distribusi disebut menceng ke kanan atau memiliki kemencengan positif.
Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri
daripada yang ke
kanan maka distribusi disebut menceng ke kiri atau memiliki kemencengan
negatif.
Berikut ini gambar kurva dari distribusi yang menceng ke kanan (menceng
positif) dan menceng ke kiri (menceng negatif).
Untuk
mengetahui bahwa konsentrasi distribusi menceng ke kanan ataumenceng ke kiri,
dapat digunakan metode-metode berikut :
1.
Koefisien
Kemencengan Pearson
Koefisien
Kemencengan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan modusdibagi
simpangan baku. Koefisien Kemencengan Pearson dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Sk = koefisien kemencengan pearson
Aoabila secar empiris didapatkan hubungan antarnilai pusat sebagai:
Maka rumus kemenccengan diatas dapat dirubah menjadi:
Jika nilai sk dihubungkan dengan keadaan kurva maka:
1)
Sk =0 kurva
memiliki bentuk simetris
2)
Sk>0 Nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah
kanan ( terletak di sebelah kanan Mo), sehingga kurva memiliki ekor
memanjang ke kanan, kurva menceng ke kanan atau menceng positif;
3)
sk< 0
Nilai-nilai terkonsentrasi pada sisi sebelah kiri (terletak di sebelah
kiri Mo), sehingga kurva memiliki ekor memanjang ke kiri, kurva menceng ke kiri
atau menceng negatif.
Contoh soal :
Berikut ini
adalah data nilai ujian statistik dari 40 mahasiswa sebuah universitas.
Nilai Ujian Statistika pada Semester 2, 2010
a) Tentukan nilai sk dan ujilah arah kemencengannya (gunakan kedua rumus
tersebut) !
b) Gambarlah kurvanya !
Penyelesaian:
Oleh karena
nilai sk-nya negatif (-0,46) maka kurvanya menceng ke kiri ataumenceng
negatif.
b. Gambar kurvanya :
2. Koefisien Kemencengan Bowley
Koefisien kemencengan Bowley berdasarkan pada hubungan
kuartil-kuartil (Q1,Q2 dan Q3) dari sebuah distribusi. Koefisien kemencengan
Bowley dirumuskan :
Koefisien kemencengan Bowley sering juga disebut Kuartil
Koefisien
Kemencengan.Apabila nilai skB dihubungkan
dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Jika Q3 – Q2 > Q2 – Q1 maka distribusi akan menceng
ke kanan atau menceng secara
positif.
2) Jika Q3 – Q2 < Q2 – Q1 maka distribusi akan menceng
ke kiri atau menceng secara
negatif.
3) skB positif, berarti distribusi mencengke
kanan.
4) skB negatif, nerarti distribusi menceng ke
kiri.
5) skB = ± 0,10 menggambarkan distribusi yang
menceng tidak berarti dan skB> 0,30
menggambarkan kurva yang menceng berarti.
Contoh soal :
Tentukan kemencengan kurva dari distribusi frekuensi
berikut :
Nilai Ujian Matematika Dasar I dari 111 mahasiswa, 1997
Penyelesaian :
Kelas Q1 = kelas ke -3
Karena skB negatif (=−0,06) maka kurva menceng
ke kiri dengan kemencengan yang berarti.
3. Koefisien Kemencengan Persentil
Koefisien Kemencengan Persentil didasarkan atas hubungan
antar persentil (P90,P50 dan P10) dari sebuah
distribusi. Koefisien Kemencengan Persentil dirumuskan :\
Keterangan :
skP= koefisien kemecengan persentil , P =
persentil
4. Keofisien Kemencengan Momen
Koefisien Kemencengan Momen didasarkan pada perbandingan
momen ke-3
dengan pangkat tiga simpang baku. Koefisien menencengan
momen dilambangkan
dengan α3. Koefisien kemencengan momen disebut
juga kemencengan relatif.
Apabila nilai α3dihubungkan dengan keadaan
kurva, didapatkan :
1) Untuk distribusi simetris (normal), nilai α3=
0,
2) Untuk distribusi menceng ke kanan, nilai α3
= positif,
3) Untuk distribusi menceng ke kiri, nilai α3=
negatif,
4) Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki nilai α3>
±0,50 adalah distribusi
yang sangat menceng
5) Menurut Kenney dan Keeping, nilai α3
bervariasi antara ± 2 bagi distribusi yangmenceng.
Untuk mencari nilaiα3, dibedakan antara data
tunggal dan data berkelompok.
a. Untuk data tunggal
Koefisien Kemencengan Momen untuk data tunggal dirumuskan
:
α3 = koefisien kemencengan momen
b. Untuk data
berkelompok
Koefisien kemencengan momen untuk data berkelompok
dirumuskan :
B. KERUNCINGAN ATAU KURTOSIS
Keruncingan
atau kurrtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yangbiasanya
diambil secararelatif terhadap suatu distribusi normal.Berdasarkan
keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai
berikut :
1) Leptokurtik
Merupakan
distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi.
2) Platikurtik
Merupakan
distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar
3) Mesokurtik
Merupakan
distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar
Bila distribusi
merupakan distribusi simetris maka distribusi mesokurtik ianggap sebagai
distribusi normal.
Untuk
mengetahui keruncingan suatu distribusi, ukuran yang sering digunakan
adalah
koefisien kurtosis persentil.
1. Koefisien
keruncingan
Koefisien
keruncingan atau koefisien kurtosis dilambangkan dengan a4 (alpha
4).
Jika hasil
perhitungan koefisien keruncingan diperoleh :
1) Nilai lebih
kecil dari 3, maka distribusinya adalah distribusi pletikurtik
2) Nilai lebih besar
dari 3, maka distibusinya adalah distribusi leptokurtik
3) Nilai yang
sama dengan 3, maka distribusinya adalah distribusi mesokurtik
Untuk mencari
nilai koefisien keruncingan, dibedakan antara data tunggal dan
data kelompok.
a.
Untuk data tunggal
b.
Tentukan keruncingan kurva dari data 2,
3, 6, 8, 11 !
Penyelesaian :
Karena nilainya
1,08 (lebih kecil dari 3) maka distribusinya adalah distribusi platikurtik.
c.
Untuk data kelompok
2.
Koefisien
Kurtosis Persentil
Koefisien
Kurtosis Persentil dilambangkan dengan K (kappa). Untuk
distribusinormal, nilai K = 0,263. Koefisien Kurtosis Persentil,
dirumuskan :
Contoh soal :
Berikut ini
disajikan tabel distribusi frekuensi dari tinggi 100 mahasiswa
universitas
XYZ.
a. Tentukan
koefisien kurtosis persentil (K) !
b. Apakah
distribusinya termasuk distribusi normal !
Tinggi
Mahasiswa Universitas XYZ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar